Mencari nafkah
tidak sepenuhnya menjadi tugas seorang kepala keluarga, yaitu suami. Bahkan
kaum kartini pun rela bergelut dalam dunia pekerjaan seperti layaknya seorang
laki-laki demi terpenuhinya kebutuhan hidup mereka. Hari demi hari mereka
menyusuri jalan setapak yang terjal dan
berbukit-bukit untuk mencari kayu bakar yang kemudian akan mereka jual demi
mendapatkan sepeser uang. Ada juga kaum kartini yang bergelut dibidang
pertanian. Tak peduli terik matahari menyengat dan badai pun menerjang para
kaum kartini ini takpantang menyerah asalkan mereka dan keluarga dapat memenuhi
segala kebutuhannya sehingga dalam menjalani kehidupan menjadi tenang dan
tentram. Semua ini merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh para perempuan di
sebuah dusun yang terletak di punggung gunung Wilis yang jauh dari keramaian
kota, yaitu sekitar 40 km dari kota Kediri. Tak hanya itu, mereka juga
tertinggal dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Akan tetapi untuk mengatasi
ketertinggalan mereka dalam bidang ekonomi, pendidikan maupun teknologi mereka
mempunyai inisiatif untuk membangun sebuah paguyuban yang menampung para kaum
kartini. Pada awalnya para perempuan dusun dasun membentuk kelompok-kelompok
kecil yang tidak terorganisir dengan baik. Melihat kondisi seperti itu
Nurpi’ah, salah seorang penduduk desa dasun mempunyai pendapat untuk menjadikan
satu kelompok-kelompok tersebut dalam sebuah wadah yang dinamakan Paguyuban
sido rukun. Mula-mula paguyuban ini beranggotakan 25 orang. Akan tetapi anggota
tersebut terus bertambah hingga mencapai 40 orang.
Usaha dalam bidang eknomi yang lain yaitu
dengan mendirikan sebuah koperasi simpan pinjam Sido Makmur dan usaha ternak
kambing bergilir. Dengan berdirinya koperasi ini warga dusun Dasun tidak lagi
meminjam uang di tempat-tempat yang memberi bunga lebih tinggi. Koperasi Sido
Makmur ini meminjami uang dengan bunga yang sangat rendah.
Usaha
selanjutnya yaitu pemeliharaan kambing bergilir. Pertama paguyuban membeli
seekor atau lebih kambing kemudian
diberikan kepada si A untuk dipelihara sampai mendapatkan keuntungan.
Setelah si A untung, kambing tersebut beralih kepada si B untuk dipelihara
sampai mendapat keuntungan juga dan seterusnya. Sungguh usaha-usaha yang sangat
menarik.
Dengan adanya paguyuban ini para
perempuan dusun Dasun berharap untuk menjadi bangsa yang maju dalam segala
bidang. Yang semula mereka tidak mempunyai keahlian dalam dunia usaha setelah
bergabung dalam paguyuban ini mereka menjadi berpengalaman dalam dunia usaha
dan lain-lain. Adapun cita-cita dari paguyuban Sido Rukun ini adalah
tercapainya kerukunan dan kesejahteraan bangsa khususnya para penduduk dusun
Dasun, Joho, Semen, Kediri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar