Pages

Minggu, 25 November 2012

Resensi Karya Sastra: BEKISAR MERAH


Judul                          : Bekisar Merah
Penulis/Pengarang  : Ahmad Tohari
Penerbit                    : PT Gramedia Pustaka Utama

           

Seorang gadis dari desa Karangsoga yang bernama Lasiyah. Dia gadis yang sangat cantik, kulitnya putih, bersih, rambutnya lurus dan hitam, wajahnya seperti orang Jepang. Hal itu memang pantas karena ayahnya seorang tentara Jepang yang dulu sedang berperang di desa Karangsoga. Gadis Jepang ini sering dibuat bahan pembicaraaan oleh para tetangganya. Selain karena kecantikannya belum ada yang melebihinya juga karena dia merupakan anak hasil pemerkosaan oleh tentara Jepang.
            Setelah lulus dari SD Lasi menikah dengan keponakan ayah tirinya, Darsa. Darsa adalah salah satu penyadap nira di desa Karangsoga. Untuk menghidupi keluarganya, para penduduk Karangsogamenyadap nira untuk dijadikan gula merah. Akan tetapi pernikahan Darsa dan Lasi berakhir. Karena Darsa dipaksa oleh Bunek untuk menikahi anaknya, Sipah. Permintaan Bunek ini sebagai imbalan karena dia relah menyembuhkan penyakit Darsa yang lumpuh kira-kira selama satu bulan.
           

Jumat, 23 November 2012

RESENSI NOVEL: JURNAL JO




Judul                     : Jurnal Jo
Penulis/pengarang : Ken Terate
Penerbit                 : P.T Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit         : Januari 2008
Tebal Buku           : 240 halaman, 20 cm

          Novel ini menceritakan tentang seorang gadis remaja berumur 12 tahun bernama Josephine wilisgiri. Ia anak dari seorang guru Bahasa Jawa dan guru Bahasa Inggris. Ia mempunyai teman bernama Sally, mereka berteman sejak SD. Tetapi pertemanan itu luluh begitu saja ketika pertama kali masuk SMP Sally berkenalan dengan anak-anak keren di kelasnya. Semenjak itu Sally tidak menganggap Jo sebagai teman lagi. Padahal mereka satu kelas. Jo sering diejek sama genk Sally bernama genk elite bahwa Jo dicap remaja kuper karena tidak mempunyai genk.
         

Kamis, 22 November 2012

SHORT STORY


NYAWA MELAYANG DEMI KEBAHAGIAAN ORANGTUA

Tit…tit...tit...Itulah suara dengan garis dan angka yang keluar dari layar monitor yang berada di ruangan yang bersih, berdinding putih dengan satu ranjang di dalamnya. Dan juga mengalir cairan seperti air dan oksigen melalui selang kecil menuju ke tangan dan hidung seseorang yang sedang terbaring lemas tak sadarkan diri di atas ranjang. Sudah tiga hari seseorang ini tak sadarkan diri. Entah sampai kapan ayah dan ibu dari anak sematang wayang ini harus rela tidur menunggu anaknya di ruangan ini.
            Raka, ya Raka Enggar Permana, itulah nama dari sosok pejuang yang rela menukarkan nyawanya dengan kebahagiaan kedua orangtuanya ini. Sejak kecil ia terkenal sebagai anak yang yang penurut, rajin dan patuh dengan orang tuanya. Bahkan sejak SD hingga SMA setiap kenaikan kelas  penghargaan selalu digenggamnya atas prestasi yang ia dapatkan. Menjadi  the best five di kelasnya sudah hal yang biasa. Tak hanya dalam bidang akademi, tetapi juga di bidang olah raga pun mampu ia takhlukkan. Ini semua ia lakukan agar bias menjadi TNI-AD.
           

Jumat, 16 November 2012

Usaha Keras, Berdoa, Tawakal Sama dengan Hasil Maksimal

Hidup ini memang berliku-liku dan terjal. Semua itu merupakan cobaan hidup yang Allah berikan. Hidup ini jikalau tanpa cobaan dan rintangan, maka Life is Flat dalam bahasa gaulnya. Namun disaat hambatan tersebut tertutupi oleh kesenangan dunia semata terkadang aku lupa dan menganggapnya hidup ini sepele. Terkadang aku sering meremehkan waktu luangku yang sebenarnya bisa ku buat untuk mengerjakan sesuatu yang bermanfaat tapi aku sia-siakan begitu saja. Aku justru melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat. Ingin hati selalu menerima kesuksesan, kebahagiaan dengan instan, namun itu semua impossible. “Kemauan tanpa usaha sama aja bohong…”, kata temanku. Disaat teringat firman Allah dalam Surat Ar-Ra’d(13): 11 yang berbunyi  “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”  hatiku sangat tersentuh. Ternyata untuk mendapatkan segala sesuatu yang berharga dalam hidup kita tidak semudah kita membalikkan telapak tangan. Kita harus berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Disaming usaha yang keras jangan lupa untuk berdoa kepada Allah. Hasil yang kita terima sebanding dengan sekeras apa kita berjuang untuk mendapatkannya. Karena Allah SWT itu Maha Adil bagi setiap hamba-Nya. Namun, apabila kita merasa bahwa usaha yang kita lakukan sudah maksimal dan kita sudah berdo’a  tapi hasil yang kita dapatkan belum sesuai dengan dambaan kita, sebaiknya kita bersabar dan tawakkal. Mungkin Allah belum mengizikan sesuatu tersebut kita terima. Mungkin saja suatu saat nanti tanpa kita sadari mungkin saja Allah menggantinya dengan sesuatu hal berharga lainnya. Jadi kita wajib positif thinking kepada Allah, Zat Yang Maha Adil.