Pages

Jumat, 22 Februari 2013

Melalui Paguyuban, Kaum Kartini Memajukan Desa yang Tertinggal



Mencari nafkah tidak sepenuhnya menjadi tugas seorang kepala keluarga, yaitu suami. Bahkan kaum kartini pun rela bergelut dalam dunia pekerjaan seperti layaknya seorang laki-laki demi terpenuhinya kebutuhan hidup mereka. Hari demi hari mereka menyusuri jalan setapak yang  terjal dan berbukit-bukit untuk mencari kayu bakar yang kemudian akan mereka jual demi mendapatkan sepeser uang. Ada juga kaum kartini yang bergelut dibidang pertanian. Tak peduli terik matahari menyengat dan badai pun menerjang para kaum kartini ini takpantang menyerah asalkan mereka dan keluarga dapat memenuhi segala kebutuhannya sehingga dalam menjalani kehidupan menjadi tenang dan tentram. Semua ini merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh para perempuan di sebuah dusun yang terletak di punggung gunung Wilis yang jauh dari keramaian kota, yaitu sekitar 40 km dari kota Kediri. Tak hanya itu, mereka juga tertinggal dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi.
            Akan tetapi untuk mengatasi ketertinggalan mereka dalam bidang ekonomi, pendidikan maupun teknologi mereka mempunyai inisiatif untuk membangun sebuah paguyuban yang menampung para kaum kartini. Pada awalnya para perempuan dusun dasun membentuk kelompok-kelompok kecil yang tidak terorganisir dengan baik. Melihat kondisi seperti itu Nurpi’ah, salah seorang penduduk desa dasun mempunyai pendapat untuk menjadikan satu kelompok-kelompok tersebut dalam sebuah wadah yang dinamakan Paguyuban sido rukun. Mula-mula paguyuban ini beranggotakan 25 orang. Akan tetapi anggota tersebut terus bertambah hingga mencapai 40 orang.
           
         Dalam paguyuban yang dipimpin oleh Sulastri ini mengajak para ibu dusun dasun menciptakan Usaha Kecil Menegah (UKM) kripik pisang. Alhamdulillah usaha kecil ini akhirnya berhasil. Bahkan produk mereka dikenal oleh masyarakat luar. Keuntungan dari usaha ini dibagi bersama semua anggota. Dengan adanya usaha kecil ini sehingga dapat meringankan kebutuhan ekonomi para anggota paguyuban. Selain itu usaha ini juga dapat menciptakan rasa kebersamaan antar anggota.
             Usaha dalam bidang eknomi yang lain yaitu dengan mendirikan sebuah koperasi simpan pinjam Sido Makmur dan usaha ternak kambing bergilir. Dengan berdirinya koperasi ini warga dusun Dasun tidak lagi meminjam uang di tempat-tempat yang memberi bunga lebih tinggi. Koperasi Sido Makmur ini meminjami uang dengan bunga yang sangat rendah.
Usaha selanjutnya yaitu pemeliharaan kambing bergilir. Pertama paguyuban membeli seekor atau lebih kambing kemudian  diberikan kepada si A untuk dipelihara sampai mendapatkan keuntungan. Setelah si A untung, kambing tersebut beralih kepada si B untuk dipelihara sampai mendapat keuntungan juga dan seterusnya. Sungguh usaha-usaha yang sangat menarik.
            Dengan adanya paguyuban ini para perempuan dusun Dasun berharap untuk menjadi bangsa yang maju dalam segala bidang. Yang semula mereka tidak mempunyai keahlian dalam dunia usaha setelah bergabung dalam paguyuban ini mereka menjadi berpengalaman dalam dunia usaha dan lain-lain. Adapun cita-cita dari paguyuban Sido Rukun ini adalah tercapainya kerukunan dan kesejahteraan bangsa khususnya para penduduk dusun Dasun, Joho, Semen, Kediri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar