Pages

Jumat, 01 Februari 2013

Rumah Tanpa Jendela


Novel ini menceritakan tentang impian seorang gadis kecil yang sangat sederhana. Mempunyai jendela dengan satu kusen di rumahnya kecil yang berdinding triplek, itulah impian yang telah tercatat kuat di buku impian Rara. Meskipun kebanyakan orang menganggap keinginan Rara tersebut sangat simple namun berbeda bagi gadis kecil berambut panjang ini. Ia menganggap impian mempunyai jedela itu sangatlah luarbiasa. Dengan satu jendela ia akan dapat menatap keindahan bulan dan kerlap-kerlip bintang dimalam hari, melihat senyuman matahari dan kegembiraan capung, kupu-kupu berterbangan di siang hari serta dapat melihat ramainya rintik hujan tanpa ia harus keluar rumah untuk hujan-hujan. Meskipun hanya sebuah jendela beserta kusennya namun belum mampu diwujudkan oleh Rara, ayah Rara yang hanya seorang pemulung sampah dengan penghasilan pas-pasan. Mengamen dan mengojek paying setiap hari, itulah yang dilakukan anak tunggal dari seorang ayah yang bijaksana agar mendapat uang dan disimpan untuk mewujudkan sebuah mimpi yang sederhana tersebut.
           
Mimpi bukan Cuma milik Rara. Dua pemuda tampan mengimpikan sosok perempuan yang sama. Seorang gadis bermimpi untuk kemudian menyerah dan terlupakan. Seorang bocah laki-laki yang sedikit terbelakang bermimpi mendapat kehangatan di tengah-tengah keluarganya yang sibuk dengan urusan pribadi masing-masing, juga uluran persahabatan yang tulus. 
Tapi tak semua mimpi bertakdir jadi kenyataan. Berbagai rintangan dan peristiwa tragis tak hanya menjauhkan Rara dari mimpinya, juga dari kasih orang-orang yang sangat ia cintai. Bagaimana ia dapat melanjutkan hidup, ketika satu persatu kebahagiaan dan sumber impian kembali ke pangkuanNya?

            Novel dengan alur campuran ini menggugahkan hati pembaca bahwa impian itu harus selalu kita gapai meskipun sangat sederhana dan berbagai rintangan menerjang. Mengajarkan kepada pembaca arti sebuah persahabatan dan kehangatan keluarga. Dan juga mengajarkan kepada pembaca tentang peran orang tua dalam membimbing tangan-tangan kecil matahari mereka tanpa lelah untuk mencapai mimpi-mimpinya. Bahasa yang digunakan pun sangat mudah dipahami selain itu bahasa yang digunakan membuat pembaca seolah-olah masuk dan ikut terlibat ke dalam cerita tersebut. Sampulnya pun sangat menarik, berwarna dan disertai lukisan Rara yang menggambarkan keadaan rumahnya. Dan juga disertai gambar Rara dan Aldo yang menunjukkan persahabatan akrab mereka.
            Sisi yang kurang menarik dari novel ini adalah kertas yang digunakan bukan kertas putih melainkan kertas buram dan tidak berwarna sehingga membuat pembaca sedikit bosan dan jenuh ketika membaca.
            Novel ini sangat cocok untuk para pelajar karena banyak pesan moral yang dapat kita petik dalam cerita tersebut. Ada pun pesan-pesan moral tersebut diantaranya memberikan pelajaran pada kita bahwa impian itu sangat penting dan jangan menyerah dalam menggapai cita-cita atau impian kita. Gadis sekecil Rara telah menunjukkan bahwa tidak ada kata menyerah untuk menggapai impian. Apapaun ia lakukan demi tercapainya impiannya walaupun rintangan terus menerjang. 

2 komentar: